Aku lupa

Tentang titipan

Handiani Dandrajati
2 min readMar 25, 2018

Dua puluh tahun sudah aku mengeksplorasi diri di dunia. Namun, aku selalu lupa akan satu hal.

Aku lupa kalau apa yang aku miliki selama ini hanyalah titipan. Aku hanya bertugas untuk menjaganya dengan baik.

Kalau hilang atau kembali ke pemiliknya?-Yasudah, kan itu bukan milikku. Tak perlu sedih berkepanjangan, yang penting aku sudah menunaikan kewajibanku untuk menjaganya dengan baik.

Sejatinya, sebuah pengharapan tak harus selalu ada ketika sebuah pertemuan terjadi. Pengharapan tidak usah selalu hadir pada mimpi ataupun apa-apa yang kita inginkan dengan sangat.

Namun, yang harus selalu hadir pada setiap saat adalah penerimaan.

“Menerima”

Hanya butuh itu.

Menerima dengan ikhlas pada apa-apa yang sedang dimiliki maupun yang pernah dimiliki. Ingatlah, bahwa apa yang kita miliki tersebut hanyalah sebuah titipan yang kapan saja bisa menjadi hak milik orang lain, waktunya telah berakhir, atau memang harus kembali ke pemilik yang sebenar-benarnya. Merasa kehilangan? itu manusiawi dan merupakan sebuah rasa yang mengawali dari akhir sebuah penerimaan. Yakinlah, bahwa segala yang terjadi sudah menjadi kuasaNya dengan hikmah didalamnya. Ikuti saja teklapNya, semua sudah tersusun secara rapih dan indah.

Dari : Dian

Untuk : Dian

Dian, berhenti untuk berprasangka atau terus memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak kau ketahui akan menjadi apa. Bijaklah untuk memaknai sesuatu. Jangan kau termenung dengan hari-hari yang lalu dan menebak-nebak apa yang akan terjadi esok. Dan yang paling penting, jangan pernah mencintai sesuatu pun membenci sesuatu terlalu dalam.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. [QS. Al-Baqarah 2: 216]

Jatinangor, 25 Maret 2018

19.38 WIB

--

--

No responses yet