Malam
Aku mencintai malam, yang karenanya aku dapat berkawan dengan sepi, menikmati setiap sahut cengkerik-cengkerik yang kini langka aku dengar di kota metropolitan.
Aku mencintai malam, yang karenanya hati leluasa mengadukan hari-hari siangnya tanpa segan pada malam yang menjanjikan sepi namun menenangkan.
Aku mencintai malam, yang karenanya segala harap dan rindu mampu bersimpuh dalam khusyu’ dihadapanNya.
Aku mencintai malam, yang karenanya perbincangan kaku menjadi hangat, yang karenanya tak serius menjadi begitu khidmat, yang karenanya tak acuh menjadi hirau, yang karenanya ayal menjadi yakin.
Aku pernah begitu merindukan kehadiran malam, yang karenanya aku dan sekelilingku tampak menjadi manusia yang begitu tangguh.
Dengan malam, aku mampu memaksa raga menahan rasa kantuk dan menderukan napas di penghujung lelah demi mereka yang menitipkan sejuta harap pada pundakku.
Aku begitu mencintai malam.
Semoga kau juga begitu.
Jatinangor, 22 November 2017
-Ketika hari sudah tidak malam lagi.