Memahami

Handiani Dandrajati
2 min readNov 13, 2017

--

Sulit memang memahami sesuatu, apalagi matkul semester 5 teknik yang (bagiku) luarbiasa membuat mabuk kepayang . Hehe ngga deng. Ya, intinya sulit untuk kita memahami sesuatu.Baik itu, memahami diri sendiri maupun orang lain. Adakalanya ketika orang lain sedang dalam mood-swing nya, maka disitulah peran “memahami orang lain” dimulai. Terus, bagaimana jika pada saat itu juga, kita ingin “dipahami” oleh orang lain? Nah, disitulah peran “memahami diri sendiri” dimulai.

Bagaimana caranya?

Menata perasaan yang semrawut -> membuang keegoisan diri -> perlahan-lahan mencoba memasuki ranah perasaan orang lain untuk memahaminya.

Sulit? Sulit. Banget. Tapi dengan begitu, kita berhasil melewati proses memahami dua subjek sekaligus. Diri sendiri dan orang lain.

Dan yang namanya proses tidak ada yang instan.

Awalnya, pasti sedikit menggerutu bin kzl tentang mengapa kita harus memahami orang lain padahal diri sendiri ingin dipahami juga. Namun, step by step kalau kita melakukan proses tersebut, kita akan sadar kalau dengan cara itu kita berhasil memahami sedikit tentang kehidupan, bahwa sebenarnya memahami diri sendiri tidak melulu tentang memuaskan kepinginan pribadi, melainkan dengan berbagi kepedulian sesama akan menuntaskan tugas memahami diri sendiri.

Dan yang perlu kalian tahu, dengan mencoba memahami perasaan orang lain maka setelahnya kita akan mengerti apa yang sebenarnya terjadi oleh orang tersebut. Tidak ada lagi asumsi-asumsi yang kita buat sendiri tentang orang tersebut. Hilangnya asumsi dan mengerti apa yang sedang dirasakan oleh orang lain membuat hidup kita jadi lebih tenang, gengs!

Intinya, cobalah dulu tips tersebut, maka hidupmu akan sedikit lebih bahagia!

Selamat mencoba!

Jatinangor, 3 November 2017, sedikit disunting pada 14 November 2017, Pukul 2.57 WIB.

-Tulisan terinspirasi dari curhatan anak2 mengenai kehidupan perlabtekan

--

--

No responses yet