Menjadi dewasa : be responsible
Semenjak keluarga memutuskan untuk kontrak ke rumah tetangga selama rumah ibuk diperbaiki, aku dan keluarga mulai memangku tanggung jawab baru yaitu mengurus rumah beserta isinya. Tentu, yang paling menjadi prioritas adalah yang sama-sama makhluk hidup. Di rumah ini terdapat kolam ikan di dalam rumah, letaknya tepat di bawah tangga. Ukurannya kurang lebih 3,6 x 1,8 m. Cukup luas menurutku. Kolam tersebut terdiri dari 8 ikan, ada ikan nila, ikan patin, dan ikan yang belum saya ketahui jenisnya, seperti ikan bawal tapi tidak mirip-mirip banget. Dari awal menempati rumah ini, kami sudah memberi makan pakan ikan Takari sebanyak 2x sehari. Takarannya tidak pernah sama tiap harinya, bahkan karena banyak ponakan-ponakan cilik yang selalu excited tiap ngasih makan ikan, kadang sekali makan bisa sampe setengah bungkus.
Sebulan pertama alhamdulillah semua lancar. Menjalani bulan kedua, kok ikan-ikan dikasih makan tidak lagi bergerombol rebutan dan saling tabrakan ya. Kayak lemes aja gitu, dimakan sih dimakan, tapi kok tidak semangat. Eh besoknya, sama sekali gamau dimakan. Besoknya lagi juga sama, sampai akhirnya pakan ikannya terapung di kolam sampai pudar warnanya. Hmmm, kenapa ya?
Esoknya lagi, sama saja. Mendekat ke pakan aja tidak. Semuanya kayak lagi menjalani aksi mogok makan, ngambek. Karena tidak ada pengalaman mumpuni dalam hal perikanan, aku memutuskan untuk menggunakan fitur Question di Instagram Story, barangkali following IG ada yang sudah makan garam dalam hal ini. Dan benar, ada beberapa respon dari teman-teman yang salah satunya menanyakan apakah benar kondisi ikan sesuai yang dia sebutkan, yaitu mulut ikan-ikan muncul ke permukaan air seperti kesulitan bernafas. Dan yak betul, istilahnya kayak megap-megap. Lalu, teman saya mengatakan bahwa kolam itu harus dibersihkan segera, karena itu artinya banyak pup yang mengandung zat tertentu (antara nitrat atau amoniak, mohon maaf saya awam dalam hal ini, monggo yang tau bisa diinfokan :) ) sehingga dia susah bernafas dan berimbas pada malas makan. Lha nafas aja susah, kok disuruh makan. Gitu kali pikirnya ikan.
Akhirnya 3 hari ini aku dan kakak harus berjibaku membersihkan kolam ikan, karena muncul satu masalah baru, yaitu kolam tersebut tidak ada pembuangan airnya :) nais. Alhasil, kami menggunakan selang untuk menyedot kotoran ikan dan dialirkan ke bagian yang permukaannya lebih rendah dari kolam ikan. Pada intinya, kami kerja 2x karena harus menciduk buangan air plus kotoran ikan ke dalam ember dan ember tersebut kita bawa ke pembuangan air. Tangan njarem dan pegal-pegal karena lokasi pencidukan tidak strategis, sehingga tangan dibutuhkan untuk bertugas ekstra. Setelah 3 hari aku dan kakakku terpontang-panting membersihkan kumpulan pup yang ternyata tidak dibersihkan selama rumah ini tidak ditempati oleh penghuni sebelumnya (sekitar 3 tahun), akhirnya selesai sudah proses pembersihannya. Setelah bersih, kami coba kasih makan dengan takaran yang dijelaskan oleh teman saya yaitu 5% dari total jumlah ikan, dan akhirnya ikan bersemangat makan kembali :)) Fiuh….
Dari sini aku mendapat pelajaran bahwa kita harus bertanggung jawab atas apapun yang sudah kita putuskan. Memutuskan untuk memelihara hewan, berarti kita berpikir tidak hanya karena suka aja liatnya, tapi bersedia membersihkan kotorannya dan menjaga lingkungannya supaya nyaman ditinggali olehnya. Selama ini suka gegabah memutuskan sesuatu tanpa tau effort apa yang juga harus kita berikan. Sebagai orang dewasa, sudah harus mempertimbangkan hal-hal detil supaya nantinya tidak berakhir buruk. :)
Surabaya, 13 Oktober 2020
08.44 AM