Menjaga Perasaan
Itu penting!
Seusai praktikum laboratorium teknik hari pertama selesai, aku dan teman-teman seakan-akan sudah memiliki tradisi untuk memilih makan di luar kampus, menjajaki jajanan-jajanan murah meriah yang ada di Jatinangor sambil bercerita tentang semua yang memang sebaiknya diceritakan -agar tidak tersedimentasi dalam palung hati-
Topik yang akhir-akhir ini kerap dijadikan main topic perbincangan kami adalah mengenai menjaga perasaan.
Hal tersulit bagiku dan mungkin bagi teman-teman yang membaca tulisan ini adalah tentang menjaga perasaan. Begitu juga nasihat yang sering Ibu berikan kepadaku sebelum merantau adalah menjaga perasaan.
“Dek, jangan sampai kita hidup untuk menyakiti hati orang lain. Jagalah perasaan orang disekitarmu dan jadilah orang yang pemaaf” -Ibu
Seperti apa yang dikatakan audinafizh dalam akun tumblrnya bahwa kita perlu meneladani Imam Syahid Hasan Al-Banna. Alkisah beliau berdakwah untuk menyampaikan suatu hadits. Kemudian salah satu peserta menyela beliau di tengah keramaian. Peserta tersebut mengatakan bahwa hadits yang beliau sampaikan dhaif/lemah. “hadits yang anda sampaikan dhaif / lemah!” Tapi siapa sangka bahwa Imam Syahid meresponnya dengan hanya mengangguk kecil. Setelah kajian selesai, beliau mendatangi peserta tersebut dan mengajaknya ke rumahnya. Setelah sampai di rumah, beliau mengajak peserta tersebut berdiskusi santai dan menunjukkan sebuah kitab hadits yang beliau sampaikan dalam dakwah tersebut. Kemudian peserta tersebut bertanya mengapa beliau tidak membantah pernyataannya di kajian tadi. Imam Syahid Hasan Al-Banna berkata “Sebab menjaga perasaan orang lain jauh lebih penting dibanding membela diri”
Tanpa kita sadari bahwa perasaan membela diri sendiri dihadapan orang lain jauh lebih besar dibanding menjaga perasaan orang lain.
Seringkali dalam forum musyawarah,ketika pikiran tidak sependapat dengan pendapat orang lain, rasanya ingin berdiri di posisi tertinggi kemudian menyerukan bahwa apa yang ada dipikirannya adalah yang paling benar.-padahal belum tentu benar dan masalah yang dibawa bukan tentang agama, yang tidak pasti benarnya seperti apa-
Imam Syahid Hasan Al-Banna menyampaikan hadits yang sudah terbukti benar adanya, namun beliau tetap menjelaskan dengan damai. Menjelaskan, meluruskan, dan meneduhkan hati tanpa ada orang yang tahu.
Menjaga perasaan itu penting, karena masalah perasaan, apabila tergores sedikit saja, sakitnya bisa jadi akan diingat-ingat sampai tua.
Aku, sangat perlu memperbaiki diri untuk bisa menjaga perasaan orang lain. Prasangka buruk kerap menempati porsi terbesar dalam hati dan pikiran sehingga ego berhasil menguasai diri. Tidakkah kita memikirkan bagaimana perasaan orang yang telah kita lukai dengan prasangka buruk yang kita buat sendiri?
Selamat menjaga perasaan! :)
Sekre Teknik Pangan, 16 Maret 2018
1.34 WIB