2019!

Handiani Dandrajati
5 min readOct 30, 2019

--

Foto Keluarga di CC Timur. (Sumber : Dok. pribadi)

Setelah sekian lama ga nulis, karena…… karena apa ya… kemaren-kemaren memilih untuk mengurusi selain menulis mungkin dan sekarang lagi ingin ‘healing myself’ karena keadaan yang terlalu engap dan butuh menghirup udara sejuk, yaitu berkontemplasi —butuh ruang yang isinya hanya aku dan pikiranku.

2019, sepertinya menjadi tahun dimana aku lebih mengenal bagaimana diriku dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Bulan ke-1 : Do’aku untuk bisa ke luar negeri dengan usaha sendiri diwujudkan oleh Allah melalui Tour Edukasi 2019. Mengawali dengan keraguan pada diri sendiri karena merasa belum memiliki pengalaman yang mumpuni, pengumpulan berkas-berkas dan proses seleksi ketika lagi sibuk-sibuknya mengurusi tingkat akhir, namun terasa segalanya dimudahkan hingga akhirnya dapat berangkat ke Malaysia dan Singapura. Alhamdulillah!

Bulan ke-2 : Diuji dengan alat penelitian untuk Tugas Akhir yang belum ada wujudnya, ketika orang-orang sudah memulai penelitian sejak semester sebelumnya. Kalut. Diuji kembali salah paham dengan dosen pembimbing hingga setakut itu kalau ada notifikasi whatsapp karena sempat ‘disemprot’ panjang lebar via whatsapp. Mental lumayan terasah untuk kebal terhadap segala hantaman karena motivasiku yaitu selesaikan apa yang sudah dimulai. Usaha juga tidak mungkin mengkhianati hasil. Alhamdulillah bulan Februari akhir, datang bantuan dari teknisi prodi lain yang masyaAllah totalitasnya dalam membuatkan alat untuk penelitian aku dan partnerku, tentu banyak halangan-halangan setelahnya yaitu di tengah ambil data alat rusak jadi harus bolak-balik Bandung-Jatinangor (sekitar 30 km) untuk memperbaiki alat, tidak hanya sekali, lebih dari 4x kami mengalami kendala alat. Bahkan, saat kami memperbaiki alat, ada kelompok penelitian lain yang sudah seminar akhir, itu artinya aku sangat-sangat tertinggal jauh. Stress? Pasti. Tapi ya kembali ke “selesaikan apa yang dimulai” yang penting aku punya progress tiap harinya. Kalo hari ini aku udah jalan 1 langkah, besok harus lebih dari 1 langkah walaupun semaksimal usaha yang dikerakan hanya menambah 0.01 ya gapapa yang penting aku punya progress dan itu sudah usaha maksimalku. Atas izin Allah, 29 Mei sudah bisa seminar akhir. Alhamdulillah!

Bulan ke-3–5 : Salah satu matkul menguras tenaga, hati, pikiran, jiwa, dan raga bagi rumpun teknik kimia, pangan, dan bioenergi adalah Rancang Pabrik. 4 SKS yang banyak hikmah didalamnya hahaha. *apa mungkin karena kapasitas otakku yang pas-pasan jadi menjalaninya lumayan terseok-seok yaaa.. Intinya matkul ini kami dilatih untuk mampu merancang pabrik pangan dengan bahan baku yang berbeda-beda tiap kelompoknya. Metode mata kuliah ini berbeda seperti mata kuliah lainnya yang kami sebagai mahasiswa duduk mendengarkan pemaparan dosen, tapi metode mandiri yaitu pembuatan 5 laporan, setiap laporan harus dilaporkan kepada dosen pembimbing untuk direvisi kemudian ada jadwal rutin untuk presentasi per laporan dan diuji oleh dosen pengampu. Kayak sidang 5x aja gitu wkwk.. Proses pembuatan laporannya, wuhhh jangan ditanya, aku dan dua partner setiaku kebanyakan ngerjain di Jatos dan kami ngerjain dari sore sampai Jatos tutup :) apalagi di penghujung laporan, kami harus ngerjain dari sore sampai hampir shubuh di Creative Sono :). Hasilnya? Alhamdulillah memuaskan!

Bulan ke-5 : Rajin menunggu di depan ruangan ibu dosen pembimbing, harap-harap cemas tiap hari. Revisi tiap malam, pagi- sore antri bimbingan. Mencari tanda tangan kesana kemari, kami datang dosen pulang sudah sering terjadi. Begitu tiap hari hingga akhirnya muncul jadwal seminar akhir. Alhamdulillah, lega! Selanjutnya, pengurusan berkas untuk mendaftar ujian kompre :)

Bulan ke-6 : Lebaran! Menghabiskan momen bersama keluarga, tapi harus belajar kompre. Kompre adalah satu mata kuliah terakhir yang wajib kami ambil sebagai syarat kelulusan. 1 sks penentu nyawa kehidupan. Kalau gagal/ tidak lulus ujian, akan mengulang di periode berikutnya. Yaitu bulan September. Jika gagal lagi, mengulang di periode berikutnya yaitu Maret tahun depan. Jika masih gagal, harus mengambil lagi mata kuliah tersebut karena sudah habis jangka waktunya ke dalam sks. Ujian kompre untuk teknik pangan dan bioenergi adalah ujian pertama kalinya bagi kami, karena kami angkatan pertama. Persiapan seadanya, tidak ada referensi soal tahun sebelumnya, kami coba latihan2dari soal teknik kimia. Ujian kompre ini berisi 30an mata kuliah yang kami pelajari dalam 4 tahun, diujikan dalam 1 hari rentang waktu sekitar 8–9 jam dan terbagi menjadi 4 sesi. 25 Juni tepat H-2 ulang tahunku, aku ujian kompre. H-1 Ulang tahun, pengumuman ujian kompre dan aku dinyatakan GAGAL. Dunia serasa runtuh. Malu luar biasa. Sedih bukan main. Diumumkan di depan semua dosen teknik kimia, bioenergi, dan pangan, juga semua peserta kompre teknik kimia, pangan, dan bioenergi. Dipisahkan dari barisan orang2 yang lulus, disuruh berkumpul di ruangan kecil serasa ruangan orang2 yang bersalah, diberi wejangan oleh dosen2 tertentu agar semangat bangkit kembali. Ketika itu, aku dan pikiranku serasa hampa. Cita-citaku sebagai wisudawan pertama himpunanku musnah sudah. Keluar ruangan menunggu sorak gembira teman2 yang lulus lenyap. Kecewa dengan diriku sendiri. Penyesalan, kesedihan, kekecewaan melebur jadi satu. Wah pengalaman gagal terbesar dalam hidupku. Hari Ulang Tahunku, hanya kuhabiskan dengan tangisan tiada henti sampai air mata sudah lelah untuk keluar dr tempatnya. Aku pulang ke Surabaya, dengan diliputi kekecewaan dan kesedihan. Bertemu orang tua, tangis kembali tak terbendung karena ak merasa orang tua pasti ikut bersedih dan kecewa. Tapi tidak, mereka bersyukur karena dengan ini aku akan sadar, mentalku akan kuat, hatiku akan tangguh dalam menghadapi hal2 yang tidak sesuai harapan. Mengajari kita untuk mengambil pembelajaran juga dari apa yang sudah kita lakukan. Dalam hal ini, ak sadar, usahaku tidak sebesar teman2 yang lulus, maka sudah menjadi hal yang wajar kalau aku tidak lulus.

Bulan ke- 7–9 : aku bertekad untuk mengali-lipatkan usaha menjadi 10x lipat dari bulan sebelumnya. Aku isi hariku dengan belajar, belajar, belajar, ada sesekali juga aku ikut kegiatan supaya tidak bosan seperti mengajar dan mendongeng. Belajar bersama dengan teman-teman seperjuangan, mencoba minta tolong anak divisi untuk menghandle acara yang aku terlibat didalamnya untuk fokus mencapai tujuanku yaitu lulus ujian, dan alhamdulillah Allah kabulkan doa dan usaha, 25 September 2019 aku dinyatakan lulus ujian komprehensif dan lulus dari kampusku! Alhamdulillahirabbil’alamin. Usaha tidak mengkhianati hasil adalah benar adanya. Walaupun nantinya hasil selain apa yang kita harapkan, tapi insyaAllah mengantarkan ke jalan yang baik menurutNya karena usaha-usaha besar yang sudah kita kerahkan.

Bulan ke-10 : Wisuda! Momen terindah selama 4 tahun di kampusku. Membawa semua keluargaku ke Bandung dan ikut menyaksikan momen bahagia ini. Alhamdulillah! Sekaligus menyaksikan aku si anak bungsu perlahan dilepas oleh kedua orang tua untuk menentukan apa pilihanki setelah ini. Satu tahun kedepan aku sudah menentukan pilihan untuk mengabdi di asrama. Tahun-tahun berikutnya, semoga Allah tunjukkan jalan yang terbaik. Tantangan setelah lulus ternyata tidak berhenti atau lebih mudah, ya jauh lebih sulit dan banyak mengasah kemampuan2 lain yang mungkin sebelumnya belum terasah. Softskill, kemampuan negosiasi dengan umur yg jauh diatas juga dibawah kita, kemampuan mendengarkan, mengambil keputusan dengan cepat, kemampuan berpikir logis dan sistematis, dilatih sedemikian rupa. Banyak hal-hal baru yang mungkin mengagetkan untukku karena sangat baru tapi mari kita nikmati waktu demi waktu karena waktu tidak bisa diulang.

Oiya di bulan ke 1–5 selain sibuk akademik(konsen untuk kenaikan IP agar beasiswaku tidak dicabut), aku juga mencari tambahan uang saku dengan menjadi pengurus asrama. Sangat menikmati momen-momen membagi waktu tersebut karena itu ada seninya dan akan tau seninya setelah beberapa kali trial and error. Alhamdulillah, Allah izinkan lancar!

Begitu kiranya apa yang sudah aku hadapi di tahun 2019. 2 bulan lagi untuk menuntaskannya semoga tetap tangguh untuk berdiri tegap dan fokus ke depan.

Akhirnya menuntaskan tulisan:”) itu artinya aku mampu menyelesaikan apa yang dimulai. Bersyukur!

Rabu, 30 Oktober 2019

07. 51

Transnangor Jatinangor — Ganesha

--

--

No responses yet