Ujian (kehidupan)
Pernah ngga sih kepikiran untuk skip atau menghindar dari ujian yang jelas-jelas udah di depan mata?
Kalau aku sih, pernah. Untungnya cuma kepikiran aja. Tidak melakukan. Karena aku sadar dengan aku menghindar, ngga membuat si ujian ini terselesaikan. Yang ada malah numpuk-numpuk dan bebannya malah berkali-kali lipat.
Kalau kita ngga siap buat diuji, ujian tetep nunggu didepan kita. Dia tetep menunggu sampai kita siap buat melewatinya. Udah melewati satu ujian, muncul ujian-ujian yang lain. Disini kita dipaksa untuk bergerak maju untuk terus melewatinya. Kalau kita ngga siap menghadapi, berarti kita cuma diem di tempat, ngga ada perubahan.
Terus, sekarang, kalau kita melihat ke belakang, kita bakal sadar kalau ternyata kita udah berhasil melewati beribu-ribu ujian yang nampaknya kala itu kita anggap ujian tersusah dan terkeyos 2k17 atau 2k16 atau 2k lainnya . Ujian-ujian yang telah kita lewati pasti didalamnya tersimpan rasa takut, gelisah, khawatir, dan resah dalam menghadapinya. Nyatanya kita udah berhasil melewatinya, kan? Ga bisa dipungkiri juga, tiap ujian yang akan datang, rasa takut, gelisah, khawatir, dan resah akan terus mengikuti walaupun kenyataannya sudah banyak ujian yang mampu kita lewati.
Besok, akan sama seperti sekarang, kita akan paham mengapa kita harus melewati segala ujian-ujian ini. Berarti, udah bisa jadi penyemangat kita untuk menghadapi sesuatu yang terus lebih besar kedepannya, kan?
Pada intinya, kita dituntut untuk banyak-banyak bersyukur. Sebab, hal paling istimewa dari segala ujian bukanlah pada hasilnya, melainkan pada seluruh rangkaian proses yang kita lewati. Pribadi kita sekarang ini terbentuk karena proses jatuh bangun dalam menuntaskan segala ujian-ujian ini. Harapannya, suatu saat kita akan menjadi pribadi yang semakin bijaksana, jujur, shaleh/shalehah, dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Jatinangor, 13 Desember 2017
11. 52 AM
-Ini ceritanya sedang memupuk semangat dari diri sendiri.