Yang Pertama

Menjadi panutan atau pantangan?

Handiani Dandrajati
2 min readFeb 4, 2018

Katanya, menjadi yang pertama itu sulit. Karena katanya lagi, akan menghadapi banyak tantangan dan akan menjalani seorang diri. Contoh saja dalam sebuah keluarga, menjadi anak pertama itu sulit. Disamping pengalaman orang tua yang belum sempurna, anak pertama juga harus menjadi figur atau panutan bagi adik-adiknya.

Peran kakak menurutku sangat besar terhadap kepribadianku kini. Aku, sebagai anak bungsu, sangat merasakan betapa banyak tingkah laku kakak yang aku tiru sampai saat ini. Yang paling aku ingat adalah tentang mengucapkan “terima kasih” ketika diberi dan mengucapkan kata “maaf” kalau aku berbuat salah. Dan itu aku bawa hingga kini. Bisa dibilang kakakku sangat berhasil menjadi panutan bagi adik-adiknya.

Nah begitu pula angkatan pertama dalam jurusan. Tantangan? Wah jangan ditanya lagi, jumlahnya tak terhitung lagi. Mulai akademik dan non akademik semua menguji ketabahan dan kesabaran.

Untuk akademik, hampir semua sistem seperti pengambilan mata kuliah, sistem pengajaran mata kuliah masih belum dicanangkan secara matang. Tapi alhamdulillah, untuk jurusan yang aku ambil saat ini, karena merupakan pecahan dari salah satu jurusan tertua di ITB, maka untuk sistem pengajaran mata kuliah sudah cukup tertata rapi,hanya saja pengambilan mata kuliah, tutor,dan sharing akademik, kami masih cukup kesulitan dalam menjalaninya, namun qodarullah, banyak sekali pihak yang mau membantu, seperti himpunan mahasiswa jurusan lain dan juga kakak-kakak tingkat paguyuban.

Untuk non akademik, wah ini nih yang sangat menantang. Mulai dari kami gatau mau berbuat apa, kemudian dibuatlah pembuatan formatur yang menyusun aturan2 AD/ART, budaya, logo, bonding amgkatan, lanjut ke tahap pembentukan himpunan, ospek jurusan perdana, dan sampailah di titik pemilihan ketua himpunan perdana. Kalau diingat-ingat, perjuangannya luar biasa karena ketika angkatan kami membentuk kesemua sistem tersebut, kami juga disibukkan kegiatan akademik seperti praktikum dan ujian-ujian yang memabokkan.

Satu hal yang paling aku pikirkan ketika menjadi salah satu tim dari angkatan pertama adalah angkatan kami harus menjadi PANUTAN bagi adik2 kami kelak, bukan PANTANGAN. Segala sesuatu yang kami torehkan sekarang, akan sangat berpengaruh untuk angkatan-angkatan selanjutnya, jadi kami berusaha sangat berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan.

Alhamdulillah wa syukurillah, semua sudah terlewati. Kalau ingat gini, seperti yakin kalo sebenernya ‘ngga kuat’ itu adalah fana. Tapi kalo dihadapkan permasalahan lagi, ‘ngga kuat’ kembali muncul ke permukaan batin. Haha, tapi yang aku yakini saat ini adalah jalani saja dengan sepenuh hati dan semampu yang kita bisa dan jangan lupa libatkan Allah dalam setiap perjalanan kita.

Himpunan yang kini sudah memiliki nahkoda, semoga segala langkah-langkah perjuangannya diberkahi olehNya. Ini belum selesai. Bahkan ini baru menjadi awal kami menuliskan tinta hitam diatas kertas putih. Semoga segala yang tertuliskan diatas kertas putih kelak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dihadapanNya.

Jadi yang pertama itu sulit. Berat. Kamu, ga akan kuat. Biar…. Biarin aja.

Information Center ITB, 4 Feb 2018

15.12 WIB

--

--

No responses yet